Saturday, 29 October 2016

Tips Dan Trik Rumus Menghitung Deret Hitung ( Deret Aritmatika )

                
      Tips Dan Trik Rumus Menghitung Deret Hitung ( Deret Aritmatika)                                                   D E R E T
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan Suku.
Dilihat dari jumlah suku-sukunya maka deret dibagi menjadi 2  yaitu:
 -Deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tertentu.
-Deret tak berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tak terbatas.
Sedang dilihat dari segi pola perubahan suku-sukunya deret dapat dibedakan menjadi  2 yaitu:

1.Deret Hitung ( Deret Aritmatika )

    Deret Hitung adalah deret yang perubahan suku-suku nya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu dan selisih antar kedua sukunya selalu tetap.
Contoh:
2 , 4 , 6 , 8 ……..dst
3 , 6 , 9 , 12 …….dst
S1 , S2 , S3 ……………………Sn.
a  +  (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b)……………..+  (a + (n-1)b)

Suku ke n deret hitung ( DH ).

Sn = a + (n-1 )b.

Banyaknya Suku ke n deret hitung ( DH ).

              n =  + 1                       n=banyaknya suku ke n


                                 
           

Jumlah   n  Suku Deret Hitung.
                                           
Dn  = n/2 { 2a + (n-1)b }                   Dn = jumlah n suku deret hitung.

Dn  = n/2 ( a + Sn ).       
.Contoh :

Diketahui deret hitung,
    2 , 4 , 6 . . . . . .
Hitunglah :
               1.Beda deret tersebut ?
               2.Suku ke 10 ?
               3.Jika suku ke n sama dengan 24 berapa banyaknya suku tersebut?
              4.Jumlah 6 suku pertama ?
Jawab :
1.       Beda deret tsb ?
            b = S2 – S1 = S4 – S3 = 4 – 2 = 2
2.       Suku ke  10 ?
             a = 2
             b = 2
             n =  10
maka   Sn = a + ( n-1 )b
             S10 = 2 + ( 10 – 1 ) .2   = 20
 3.Jika Sn = 24
    Banyaknya suku ?

n= Sn – a/b  + 1
     = 24 – 2/2  + 1
     = 22/2 + 1
     = 12
4.Jumlah 6 suku pertama deret tersebut ?
      Dn = n/2 { 2a + ( n-1 )b }
      D6 = 6/2 { 2.2 + ( 6-1 ).2 }
            = 3 ( 4 + 10 )
            = 42

Deret Ukur ( Deret Geometri).
Deret ukur  adalah deret yang pola perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu yang perbandin gan/ rasio antar suku-suku nya selalu tetap.
C0ntoh:
               1 , 2 , 4 , 8 . . . . . .dst
               5 , 10 , 20 , 40 . . . . . . .dst.
               S1 , S2 , S3 , . . . . . . .Sn
Dimana :
             S1 = a,   sebagai suku pertama.
             S2/S1 = S3/S2 = p (r)  ,     sebagai pembanding atau rasio.
             Sn = suku ke n.
Suku ke n deret ukur.
a   + ap + ap2 + ap3 . . . . . .+ apn-1
Maka suku ke n
             Sn = apn-1

Jumlah n suku deret ukur
S1 + S2 + S3 + . . . . .Sn
a + ap + ap2 + ap3 . . . . . . .+apn-2   +  apn-1        (1)
Jika persamaan  (1) dikalikan dengan bilangan pengganda p, maka diperoleh:
ap + ap2 + ap3 + .ap4+. . . . .+ apn-1 + apn             (2)
Dengan mengurangkan persamaan (2) dari (1) maka diperoleh.

                                                            Jn – pJn = a – apn

         Rumus  :  Jn =            Syarat : -1
                                                                    
           
                          Jn =              Syarat : p<-1 atau="" p="">1

Contoh:
1.Diketahui deret ukur :
   1, 2 , 4 , 8 , . . . . .
Tentukan :
                    1.Pembanding / rasio deret tersebut ?
                    2.Suku ke 8 ?
                    3.Jumlah 5 suku perta
                    a = 1
                    p = S2/S1 = 2/1 = 2
1.       Pembanding = 2
2.       Suku ke 8 ?
Sn =
S8 = 1.28-1
     = 128
3.       Jumlah 5 suku pertama ?
Karena p > 1
                        Maka  Jn =
                         J­5 =
                             =32-1
                             = 31
Contoh 2 :
Diketahui deret ukur :
  4 , 2 , 1 , . . . . .
Tentukan :
1.       Pembanding deret tersebut ?
2.       Suku ke 6 deret tsb ?
3.       Jumlah 5 suku pertama ?
Jawab :
                  a = 4
1.       Pembanding  p = S2/S1
                            = 2/4  = ½
2.       Suku ke 6 ?

Sn = a pn-1
S6 = 4 (1/2)6-1
    = 4 (1/2)5
    = 4/32
    = !/8
         3.Jumlah 5 suku pertama ?
              Karena p = ½
             Maka  Jn  =
                         J5=
                         J5 =     
                         J5=7
Deret tak berhingga.
Adalah sebuah deret ukur yang jumlah suku-sukunya tak terbatas.Deret tak berhingga ada 2 yaitu :
-Deret Divergen deret yang tidak memiliki limit jumlah.
  Syarat : |p|>1
     S~ = ~
-Deret Konvergen deret yang mempunyai limit jumlah.
  Syarat : |p|<1 -1="" atau="" nbsp="" o:p="" p="">
   S~ =
Contoh:
Diketahui deret tak berhingga
 4 , 2 , 1 ,  , . . . . .
Tentukan jumlah suku-suku tak berthingnya?
Jawab:
             a = 4
             p =
            p  =  =
          S~ =
              =
             =
            = 8
Penerapan Dalam Ekonomi.
Dibidang bisnis dan ekonomi untuk mengetahui tingkat perkembangan missal tingkat produksi,biaya,pendapatan,penggunaan tenaga kerja atau penanaman modal jika pola perkembangannya bertambah secara konstan dari satu variable ke variable berikutnya maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan.
Contoh: 1
Perusahaan genteng “Makmur Jaya” menghasilkan 3000 buah genteng pada bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas,perusahaan  perkembangan produksinyamampu,menambah produksinya sebanyak 500 buah setiap bulannya.Jika perkembangan produksinya konstan, Berapa buah genteng yang dihasilkannya pada bulan ke lima?.Berapa buah jumlah genteng yang dihasilkan sampai dengan bulan kelima tersebut ?.
Penyelesaian:
   a = 3000           maka Sn = a + ( n-1 )b
                                         S5 = 3000 + ( 5-1 ) 500
   b = 500                             = 5000
   n = 5                             Jn  =  
                                         J5  = ( 3000+5000 )
                                              = 20.000
Contoh : 2
Besarnya penerimaan PT. “Sentosa” dari hasil penjualan barangnya Rp720juta pada tahun kelima dan Rp980juta pada tahun ke tujuh.Apabila perkembangan penerimaan penjualan konstan, berapa perkembangan penerimaan per tahun ? Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp 460 juta ?
Penyelesaian :
S7 = 980    , a + 6b = 980
S5  =720    , a + 4b = 720
                      b = 130
Perkembaqngan penerimaan pertahun sebesar Rp 130 juta
Penerimaan pada tahun pertama ?
   a + 4b = 720
   a + 4(130) = 720
    a = 200
Pada tahun keberepa penerimaan sebesar Rp 460 jt?
 Sn = a + ( n-1 )b
 460 = 200 + ( n-1 ) 130
    n = 3
Penerimaan sebesar Rp 460 jt diterima pada tahun ke tiga.
ll. Model Bunga Majemuk.
Deret ukur dapat diterapkan untuk menghitung bunga majemuk dalam kasus-kasus antara lain ; simpan-pinjam,kasus investasi,besarnya pengembalian kredit sesuai dengan tingkat bunga yang ditentukan dan dapat pula untuk mengukur nilai sekarang dari suatu investasi yang akan diterima dimasa yang akan datang.
Misal,modal pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga pertahun setingkat (i),maka jumlah akumulatif modal tersebut dimasa datang setelah n tahun (Fn) dapat dihitung sbb:
Setelah 1 tahun , F1 = P + P.i = P(1 + i )
Setelah 2 tahun,  F2 = P(1 +i ) + P(1 +i )i = P(1 +i)2
Setelah 3 tahun,  F3 = P(1 + i )3   
Sehinga setelah n tahun , Fn ­ = P(1 + i )n
Jika dibandingkan dengan rumus suku ke n derer ukur maka diperoleh persamaan sbb:
 Sn = apn-1         ,P identik dengan  a atau S1
                          ( 1 + i ) identik denggan p(pembanding DU)
                           Fn  identik dengan Sn-1
Sehingga Fn = P( 1 + i )n  identik dengan Sn = apn-1
Jika bunga diperhitungkan lebih dari satu kali (missalnya m kali ,masing –masing  per tahun ),maka jumlah dimasa datang dapat dirumuskan menjadi:
  Fn = P(1 + ) ,  m = frekwensi pembayaran bunga dalam setahun.
Dari rumus ini dapat dicari jumlah nilai sekarang yaitu :
  P =  F       atau   P = m.n   .F
Contoh :
Seorang nasabah meminjam uang di bank sebanyak Rp 5.000 000 untuk jangka waktu 3 tahun ,dengan tingkat bunga 2 % per tahun. Berapa jumlah seluruh uang yang harus dikembalikannya pada saat pelunasan? Seandainya perhitungan pembayaran bungan bukan tiap tahun,melainkan tiap semester,berarapa jumlah yang harus ia kembalikan?
Jawab :
P = 5 000 000       maka , Fn = P(1+i)n
n = 3                                   F3  = 5 000 000 (1+0,02)3
i = 2 %                                      = 5 000 000 (1,061208)
                                                  = 5.306 040.
Jadi setelah berjalan 3 tahun untuk melakukan pelunasan nasabah harus mengembalikan sebanyak Rp 5.306.040.
Jika bunga diperhitungkan dibayarkan tiap semester, m =2 ,maka :
Fn  = P(1+ )mn  
F3  = 5.000.000(1+0,01)6   
     = 5.000.000(1,06152) = 5.307.600
Jadi jumlah yang harus dikembalikan apabila bunga dihitung persemester menjadi Rp 5.307.600
Contoh :
Tabungan seorang mahasiswa akan menjadi sebesar Rp 532.400 ,untuk tiga tahun yang akan datang.Jika tingkat bunga bank yang berlaku 10% per tahun,berapa tabungan mahasiswa tersebut pada saat sekarang ini ?
Jawab :
F = 532.400     maka  P =
n = 3                               =  .532.400
i  = 10%                         = 400.000
Jadi tabungan mahasiswa tersebut sekarang menjadi  Rp 400.000

Model pertumbuhan penduduk.
Deret ukur dapat juga digunakan untuk menghitung,penaksiran jumlah penduduk,pertumbuhan jumlah penduduk apabila pola pertumbuhannya dengan perkalin yang konstan.
Dengan menggunakan suku ke n deret ukur maka rumus tersebut dapat untuk menghitung pertumbuhan jumlah penduduk karena rumus untuk mencari pertumbuhan penduduk identik dengan rumus suku ke n deret ukur.
Sn = apn-1    identik dengan   Pt = P1 Rt-1              
                  a = S­1 identik dengan P1
                  p  identik dengan R = 1+ r
Jumlah penduduk pada tahun ke t dapat dirumuskan sbb:
               Pt = P1 Rt-1       dimana  , P1  : jumlah pada tahun pertama ( sebagai basis )

Jika mulai tahun 2006 pertumbuhannya menurun menjadi 2,5%, berapa jumlah penduduk 11 tahun kemudian?
P1 = 1.800.943                  Pt = P1.Rt-1
r  = 0,025                           P11= 1.800.943(1,025)10
R = 1,025                           P11­ = 2.305.359 jiwa
t = 11
  












                         


No comments:

Post a Comment